Posts

Featured Post

GANTUNG DIRI DI DALAM RUMAH; BUKTI GAGALNYA DIDIKAN KELUARGA

Berita Gantung DIri Seorang Gadis Turen (Source : IG @komunitaspedulinegeri) Lagi lagi, berita bunuh diri mewarnai media. Lagi lagi pelakunya adalah generasi muda. Miris, pelaku gantung diri ditemukan tewas di dalam rumahnya sendiri. Pihak keluarga sebelumnya tidak menaruh curiga pada gadis tersebut. Tidak terfikirkan sedikit pun bahwa ia akan berbuat nekat dengan mengakhiri hidupnya di dalam kamar. Gadis Turen, Malang, berinisial II (25) itu ditemukan tewas di kamarnya dengan posisi terduduk di atas kasur, lidah menjulur dan leher tergantung pada seutas kain kerudung, kain sarung bantal dan kain sarung guling yang diikatkan pada angin-angin jendela kamarnya. Pemeriksaan Polsek Turen, menemukan percakapan terakhir korban dengan seorang pria di ponsel korban. Korban mengaku kecewa dengan kehidupan dan berniat mengakhiri hidupnya (Malang Post/20/01/2018). Kekalutan yang dialami seorang anak semestinya mampu dinetralisir dengan kehadiran keluarga. Pada kasus gadis Turen tersebut

IBU TEH DAUN TIN

Image
Teh Daun Tin Original Yang  Diolah Secara Manual Aku mengenal teh daun tin dari seorang ibu. Usianya mungkin 60an. Di usia yang tidak lagi muda, beliau datang, meminta diajarkan al-Quran. Kukira, ibu ini hanya meminta agar diajarkan tahsin, artinya aku hanya perlu memperkuat tajwidnya. Subhanallah, rupanya Ibu ini masih kesusahan membaca huruf hijaiyyah. Si Ibu belum mampu membedakan huruf ha, jim dan kho begitupun dengan huruf sin dengan syin, tsa dengan ta, ba dengan nun dan ya. Satu sisi, aku mengira tugasku lebih mudah, namun di sisi lain aku merasa ini cukup sulit. Karena mengajarkan makharijul huruf pada yang sudah berumur tidaklah semudah mengajarkannya pada anak-anak. Satu sisi, aku salut dengan Si Ibu yang rela menepis rasa malu untuk belajar pada yang lebih muda. Namun di sisi lain, aku prihatin dan penasaran mengapa di usia yang setua ini, Si Ibu belum bisa membaca al-Quran? Tidak adakah orang yang mengajarinya al-Quran? Lalu bagaimana ia shalat selam

“ABRAHAMIC FAITHS”, BAGIAN DARI PROPAGANDA PLURALISME (MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN TERHADAP KITAB-KITAB TERDAHULU) 1

Image
Bismillahirrahmanirrahiim. “ABRAHAMIC FAITHS” , atau dikenal dengan Agama Ibrahimiah merupakan istilah yang digunakan untuk mengelompokkan agama-agama tertentu yang diyakini dibawa oleh Ibrahim dan keturunannya. Agama-agama yang dimaksud adalah Yahudi, Kristen dan Islam. Ketiga agama ini diyakini mengenal tuhan yang satu (monoteis), Allah. Bersamaan dengan konsep Abrahamic Faiths, muncul pula istilah Agama-Agama Samawi (Agama-Agama Langit) yang dimaknai sebagai agama yang mendapatkan wahyu langsung dari langit (Tuhan). Wahyu yang dimaksud diantaranya, Kitab Taurat, Kitab Injil dan Al-Qur’an. Berangkat dari pemahaman ini maka mereka yang membenarkan konsep Abrahamic Faiths membenarkan pendapat yang menyatakan bahwa Yahudi (Jewish), Nasrani (Christian) dan Islam adalah sama, sebab diturunkan oleh Tuhan yang sama melalui lelaki-lelaki terpilih keturunan Ibrahim. Dikatakan pula bahwa kedudukan tiga agama ini adalah setara, maka, tidak ada satupun diantara agama-agama ini yang boleh

“ABRAHAMIC FAITHS”, BAGIAN DARI PROPAGANDA PLURALISME (MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN TERHADAP KITAB-KITAB TERDAHULU) 2

Image
Sebelumnya kita telah mempertanyakan keganjilan demi keganjilan dari Abrahamic Faiths . Dibahas pula ayat-ayat Al-Qur'an yang sebenarnya sudah cukup menjelaskan kebodohan dalam konsep Abrahamic Faiths / Agama-Agama Samawi. Namun jika penjelasan masih belum cukup, Penulis telah menambahkan keterangan yang kiranya akan memuaskan akal Pembaca. Bismillahirrahmaanirrahiim. Yahudi dan Nasrani Bukan Agama Samawi Disini Penulis berusaha menyusun ‘puzzle-puzzle yang hilang’ yang telah membuat kesalahpahaman berjamaah di tengah-tengah kaum muslimin. Bahayanya kesalahpahaman ini adalah secara sadar atau tidak, seorang muslim ikut memfitnah Allah sebagai pihak yang betanggungjawab atas adanya agama jahil dan kufur, yakni Yahudi dan Nasrani. Pendidikan di bangku sekolah yang banyak menitikberatkan hafalan dan kajian hanya pada buku-bukunya dan bukan pada Kalam-Nya, menjadi alat yang sukses untuk memasukkan racun-racun ini pada anak-anak muslim. Maka jangan heran, jika

Mengapa Harus HTI dan Bagaimana Setelahnya?

Image
“Islam beribadah, akan dibiarkan. Islam berekonomi, akan diawasi. Islam berpolitik, akan dicabut seakar-akarnya,” Mohammad Natsir, Masyumi. Pada tulisan sebelumnya ( Pembubaran Ormas Berbadan Hukum Tidak Semudah Sulap Pak Tarno ), Penulis mencoba membuat analisa kecil awal mula munculnya tekanan pada ormas islam yang dilakukan pemerintah akhir-akhir ini. Kini pembahasan kita masuk kepada, Mengapa Harus HTI dan Bagaimana Setelahnya? Maka disini penulis berusaha mengumpulkan dan memaparkan beberapa keterangan dan argumen yang sekiranya akan menjawab pertanyaan di atas. Pemerintah Anti-Kritik, Langkah Awalnya, Bubarkan HTI! “Memang ada kecenderungan ke situ (kondisi perpolitikan di Indonesia yang mendorong pemerintah membubarkan HTI). HTI, keberadaannya memang begitu dalam, dalam hal mengkoreksi bagaimana peranan negara terhadap kepentingan rakyatnya. Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan baik individu dengan masyarakat, dengan Allah juga dalam hal bernegara. Saya kir

PEMBUBARAN ORMAS BERBADAN HUKUM TAK SEMUDAH SULAP PAK TARNO

Image
Baru baru ini khalayak dihebohkan dengan pemberitaan pembubaran HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Media terkesan berlebihan dalam memunculkan berita ke permukaan. Padahal itu baru rencana pemerintah yang diwakilkan Pak Wir dalam menyampaikannya melalui konferesnsi pers beberapa waktu yang lalu. Adalah gaya pemasarannya media dalam memunculkan judul berita harus kontrofersial! Akhirnya tersebarlah judul berita, “ Resmi! HTI Dibubarkan Pemerintah .” Penulis yakin awak media bukan orang sembarangan yang tidak paham prosedur pembubaran suatu organisasi berbadan hukum. Pembubaran itu tidaklah semudah Pak Tarno yang hanya menyampaikan pada hadirin, “ yuk yuk dibantu yaak! bimsalabim jadi apa, prok prok prok, ” tadaaa, kertas origami kini menjadi merpati.   Percayalah, judul itu hanya strategi pasar media dalam membumikan beritanya. HTI belum resmi dibubarkan. Awak media adalah pribadi-pribadi yang peka pada apa yang diminati publik, berwawasan luas, aktif membaca dan berdiskusi. Ya, setidakny